Kandang Ayam Dekat Pemukiman Di Trenggalek Picu Keluhan Warga
Trenggalek– Sejumlah warga di Desa Sumber, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, mengeluhkan bau menyengat yang diduga berasal dari sebuah kandang ayam yang berada cukup dekat dengan pemukiman. Bau tersebut disebut semakin terasa saat angin bertiup ke arah rumah warga.
Tim wartawan menerima beberapa aduan dari warga sekitar lokasi kandang. Salah seorang warga mengungkapkan bahwa bau dari kandang kerap mengganggu kenyamanan, terutama pada waktu-waktu tertentu.
“Kalau angin mengarah ke sini, baunya sampai ke rumah,” ujar warga yang enggan disebutkan namanya kepada tim media.
Dalam keterangannya, warga juga menyebut bahwa pihak pemilik kandang memang memberikan kompensasi berupa ayam saat masa panen. “Iya, kami dikasih satu ekor ayam tiap panen. Tapi kecil,” ujar warga tersebut sambil tersenyum tipis, bernada setengah bercanda.
Dari pantauan di lokasi, kandang ayam tersebut memang berada cukup dekat dengan beberapa rumah penduduk. Di sisi kiri kandang, jarak dengan bangunan rumah warga diperkirakan hanya sekitar tiga hingga lima meter, yang berpotensi membuat dampak bau terasa langsung oleh penghuni di sekitarnya.
Menindaklanjuti adanya aduan warga, tim wartawan kemudian melakukan konfirmasi langsung kepada pemilik kandang, yang kebetulan berada di lokasi bersama istrinya. Saat itu, aktivitas kandang tampak sepi karena para karyawan sedang libur.
Di awal pertemuan, pemilik usaha sempat menanyakan legalitas dan asal media dari tim wartawan, serta memotret kartu pers sebagai bagian dari klarifikasi identitas.
Dalam wawancaranya, pemilik kandang menyampaikan bahwa usaha ternak yang dikelolanya telah mengantongi izin dan telah melalui prosedur teknis yang sesuai dengan arahan instansi terkait.
“Kandang ini sudah berizin. Secara teknis juga sudah melalui dinas-dinas terkait. Sistem yang kami gunakan sistem *close house*,” jelasnya.
Terkait adanya keluhan dari warga, pemilik kandang mempertanyakan siapa saja pihak yang mengeluh. Namun ketika tim wartawan menyampaikan bahwa identitas narasumber tidak dapat disebutkan sesuai dengan kode etik jurnalistik, hal tersebut dapat dipahami.
“Kalau memang ada warga yang keberatan, silakan datang langsung ke sini. Kami siap menerima dan mendengar keluhan warga yang merasa terganggu. Sebelum memulai usaha ini, kami juga sudah melakukan musyawarah, dan saat itu tidak ada yang keberatan. Masak sekarang ada yang keberatan,” tambahnya.
Pemilik juga menyampaikan bahwa selama ini pihaknya rutin memberikan kompensasi kepada warga sekitar setiap kali panen ayam. Panen tersebut, menurutnya, berlangsung kurang lebih setiap tiga bulan sekali, dengan bentuk kompensasi berupa satu ekor ayam untuk masing-masing warga.
“Kami juga memberi kompensasi. Setiap panen, warga kami kasih satu ekor ayam,” ungkapnya.
Selain itu, pemilik kandang menjelaskan bahwa usaha ternak yang dijalankannya saat ini merupakan bagian dari kemitraan dengan sebuah perusahaan yang berasal dari Kabupaten Tulungagung.
Meski telah ada penjelasan dari pihak pemilik, sejumlah warga tetap berharap adanya perhatian lebih lanjut dari pemerintah desa maupun instansi terkait untuk memastikan pengelolaan kandang benar-benar tidak mengganggu kenyamanan dan kesehatan lingkungan sekitar.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak pemerintah desa, kecamatan, maupun dinas teknis terkait adanya aduan warga dan kondisi lokasi kandang tersebut.
(FRN)