Kirab Panji Dan Gelar Budaya: Simbol Kebangkitan Kolektif Masyarakat Wonosobo

Dalam rangkaian memperingati Hari Jadi ke-200 Kabupaten Wonosobo, Pemerintah Kabupaten Wonosobo menyelenggarakan Kirab Panji dan Gelar Budaya sebagai wujud pelestarian budaya, penguatan identitas daerah, dan pembangkitan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Rangkaian kegiatan ini dibuka dengan Prosesi Pasrah Tampi Panji pada Kamis, 3 Juli 2025, yang kemudian dilanjutkan dengan kirab panji ke seluruh kecamatan, diiringi gelaran seni budaya dan pameran potensi lokal di setiap wilayah.
Makna Filosofis Panji Praja
Panji Praja bukan sekadar simbol administratif, melainkan menyimpan nilai filosofis dan historis tentang jati diri Kabupaten Wonosobo. Dalam prosesi kirab, panji ini diarak dari satu kecamatan ke kecamatan lain sebagai lambang estafet semangat kebersamaan dan penghormatan terhadap sejarah panjang daerah ini.
Prosesi kirab di setiap kecamatan tidak hanya disambut dengan antusiasme tinggi dari masyarakat, tetapi juga diperkaya dengan penampilan kesenian lokal, upacara adat, serta bazar UMKM. Kirab ini bukan hanya perayaan visual, melainkan juga momentum strategis dalam membangun kebanggaan kolektif dan kesadaran budaya.
Kecamatan Wonosobo dan Kertek: Percontohan Kolaborasi dan Kreativitas
Sebagai dua kecamatan pertama yang menggelar kirab, Kecamatan Wonosobo dan Kecamatan Kertek menunjukkan kualitas perencanaan, koordinasi, serta kreativitas yang tinggi. Ribuan masyarakat memadati Lapangan Rojoimo dan Lapangan Bojasari untuk menyaksikan pawai budaya yang menampilkan berbagai atraksi tradisional seperti tari kolosal, iringan musik tradisional, replika tokoh legenda, serta parade pakaian adat.
Tidak hanya menjadi tontonan, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi budaya bagi generasi muda dan wadah promosi potensi daerah, mulai dari kuliner, kerajinan, pertanian lokal, hingga produk ekonomi kreatif.
Pesan Bupati: Perayaan Milik Rakyat, Bukan Hanya Pemerintah
Dalam sambutannya di Kecamatan Kertek, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menegaskan bahwa Hari Jadi ke-200 bukan hanya milik Pemerintah Daerah, melainkan milik seluruh masyarakat. Menurutnya, kegiatan kirab dan gelar budaya harus menjadi refleksi semangat gotong royong dan cinta terhadap tanah kelahiran.
“Melalui gelar budaya dan pameran UMKM, kita bangkitkan rasa nasionalisme, cinta daerah, serta semangat untuk terus berkarya bersama demi menciptakan daya saing unggul dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh,” ujar Bupati Afif.
Beliau juga menekankan pentingnya mengemas Kirab Panji dan Pusaka Praja sebagai gelaran yang tidak hanya meriah secara seremonial, tetapi bermakna secara historis. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten menyediakan panduan teknis, tetapi tetap memberi ruang bagi kreativitas dan karakter budaya di masing-masing wilayah.
Wakil Bupati: Budaya dan Pembangunan Tidak Bisa Dipisahkan
Sementara itu, saat menghadiri kirab di Kecamatan Wonosobo, Wakil Bupati Amir Husein menyampaikan apresiasi atas antusiasme masyarakat yang begitu besar. Ia menyoroti pentingnya menjadikan budaya sebagai bagian integral dalam pembangunan.
“Kegiatan ini selain memberikan hiburan bagi masyarakat juga menjadi bentuk pertanggungjawaban publik atas capaian pembangunan di Wonosobo,” ucapnya.
Wabup juga mendorong agar seluruh elemen, mulai dari perangkat pemerintah, kepala desa, tokoh masyarakat, hingga warga biasa, ikut menjaga dan mengembangkan budaya lokal sebagai bagian dari identitas dan kekuatan sosial daerah.
“Kita harap seluruh elemen bisa bersinergi untuk mewujudkan visi pembangunan lima tahun ke depan secara bersama-sama,” tegasnya.
Pemberdayaan UMKM dan Gerak Ekonomi Lokal
Bersamaan dengan kirab, diselenggarakan bazar UMKM yang diikuti oleh pelaku usaha dari berbagai desa. Produk-produk unggulan seperti kopi arabika Dieng, kerajinan bambu, batik khas Wonosobo, makanan tradisional, hingga hasil pertanian organik dipamerkan kepada publik. Bazar ini tidak hanya meningkatkan omset para pelaku usaha kecil, tetapi juga membuka peluang jejaring dan promosi lintas daerah.
Hal ini sejalan dengan semangat kebangkitan ekonomi kerakyatan, sebagaimana dicanangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wonosobo 2024–2029.
Kebersamaan Adalah Kekuatan Pembangunan
Kirab Panji dan Gelar Budaya tahun ini menjadi cerminan keberhasilan sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Bukan hanya menandai usia ke-200 Kabupaten Wonosobo, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan kolektif menuju masa depan yang lebih sejahtera, adil, dan berbudaya.
“Ini bukan hanya soal perayaan, tetapi soal arah baru pembangunan yang berakar pada budaya dan kebersamaan,” pungkas Bupati Afif.