Obat Sindrom Power Mengurangi Cermin Diri Di Balik Tirai Gengsi Terselubung Adanya Kepentingan

Dopokan PANI ( Pasukan adat Nusantara Indonesia ) bersama Lik Djarmanto sebagai narasumber selaku Relawan sosial kemanusiaan pada hari Rabu 28/5/2025 disekber jl veteran pasirmuncang Purwokerto Barat
Lik Djarmanto mengungkapkan : Kala diri terjebak dalam lorong-lorong sempit rasa isin untuk mundur, gengsi yang memagari hati, dan topeng jaim yang menutupi luka-luka batin, maka yang lahir bukan ketulusan, melainkan permainan bayangan yang menebar fitnah demi memikat simpati, menyulut api kecil pada semangat pembenaran diri.
Padahal, bukan orang lain yang harus disalahkan, melainkan diri sendiri yang belum mampu, karena terbatas kapasitas, sempit, pergaulan, dangkalnya sudut pandang, dan baru sebatas kelompok kecil yang akrab.
Lalu, saat sinergi lebih luas dibutuhkan, menembus batas, menyatu dalam Bhineka Tunggal Ika, ia masih bertahan dalam benteng gengsi, enggan mengaku salah, enggan belajar,enggan mendengar,dan lebih nyaman membungkus cela dengan citra.
Wahai jiwa, Sadarlah, bahwa mengaku salah bukan kehinaan, tapi permulaan pertumbuhan.
Bahwa belajar dari orang lain bukan kelemahan, melainkan cahaya bagi kelapangan hati.Jika kau bertemu jiwa seperti itu, jangan buru-buru mencaci, jangan balas dengan cemooh, tapi doakan agar Allah SWT melembutkan hatinya, dan sempatkan dirimu untuk tetap memberi teladan:
dalam rendah hati,dalam keterbukaan,dalam keluasan pandang.Karena terkadang,hanya ketulusan yang bisa mengetuk pintu hati yang tertutup rapat oleh gengsi dan luka.
Renungan Bercermin di Mata Sesama
Setiap insan memiliki luka yang tak selalu tampak, dan tak semua mampu menampung cahaya kebenaran pada waktu yang sama.Ada yang bersandiwara karena takut kecewa.Ada yang menutup kekurangan dengan citra karena malu dinilai rendah.Namun sebesar-besarnya kekurangan bukanlah terbatasnya kemampuan,melainkan tertutupnya hati dari kejujuran dan keinginan untuk belajar.
Berbuat salah itu manusiawi.Namun menolak belajar karena takut terlihat salah, itu belenggu jiwa.Bila engkau mengaku salah, maka Allah mendekat.
Bila engkau membuka diri, maka saudara akan menyambut.Karena ukhuwah sejati dibangun di atas ketulusan,bukan atas siapa yang paling benar,melainkan siapa yang paling bersedia saling membenahi.
Jalan Pulang
Wahai hati yang letih menyembunyikan luka, berhentilah menari dalam topeng yang fana.Tak perlu lagi gengsi jadi pelindung,cukup kejujuran jadi lentera yang menyembuh.Jika salah, maka katakan: aku salah.Jika belum mampu, maka katakan: doakan aku.Sebab tak ada yang hina dari pengakuan,hanya ada kesempatan yang Allah lapangkan.
Lihatlah langit malam,ia gelap, tapi di sanalah bintang bersinar.Begitu pula dirimu, meski kelam oleh salah, masih bisa bersinar bila mau berubah.
Pulanglah...kepada jati diri yang tulus,kepada jiwa yang rindu dibimbing,kepada Tuhan yang Maha Menerima,dan kepada sesama yang ingin bersatu dalam cinta nyata. Kata tutup Lik Djarmanto ( tim Pani /Roh)