Ada Apa Di Situs Tipar Ponjen Kabupaten Purbalingga
Purbalingga – Wilayah sisi Timur Gunung Slamet tepatnya di Kabupaten Purbalingga ternyata menyimpan kekayaan peninggalan budaya Neolitikum. Namun selama ini, warisan budaya asli nenek moyang Indonesia itu belum dikonservasi dengan baik dan optimal. Ketika Identifikasi pada 1984 dan 1986 di wilayah Tipar Ponjen dan ditemukan lebih dari 20 situs bersejarah.
selain banyak ditemukan kebudayaan neolitikum setidaknya ada 22 situs bengkel batu prasejarah pada beberapa daerah aliran sungai di Purbalingga. Dari artefak yang ditemukan, seluruhnya adalah peninggalan kebudayaan masa neolitikum. Salah satunya yang cukup menarik adalah ditemukannya batu bulat menyerupai koin tebal.
Menurur romy kades ponjen menuturkan “nama tipar adalah titipan para raja karena berdasarkan cerita turun temurun rajanya adalah raden banyak segung yang dahulunya memimpin di wilayah ini”.Minggu (2/06)
Dilihat dari artefak yang ditemukan, teknologi yang digunakan manusia pada masa itu sudah cukup maju dan menerapkan teknologi pasti karena tak ditemukan bentuk artefak yang janggal. Bahkan ada beberapa artefak yang menunjukkan hasil adopsi budaya perunggu berupa prototype batu dengan polesan halus. “Ini menunjukkan, manusia pada masa itu telah memasuki periode baru, proto sejarah.
Pada umumnya masyarakat pada masa proto sejarah itu, banyak mengembangkan ide keagamaan dengan mendirikan bangunan batu berukuran besar atau megalitik. Budaya megal itik inilah yang menjadi ciri khas asli nenek moyang Indonesia, sebelum menerima pengaruh Hindu, Islam, dan kolonial.
Menurut bapak misroni (64 Tahun) kesepuhan warga desa ponjen “bahwa dulu tempat tersebut sering di gunakan untuk tempat ritual mencari kesaktian dan di tempat tersebut konon ada kuda sembrani yang setiap malam jumat menunjukan keberadaanya, hal tersebut diketahui oleh banyak masyarakat ponjen yang seumuran dengan saya dan sayu juga punya batu berbentuk seperti logam yang saya temukan di tipar”. Minggu (02/06)
Ada beberapa sudut pandang secara spiritual dan ilmiah dalam hal ini yang perlu kita kaji dan gali, ini adalah kekayaan budaya yang perlu di jaga dan di lestarikan. Meskipun cukup mudah menemukan artefak neolitikum maupun megalitikum di Purbalingga, namun sejauh ini belum ada arkeolog yang dapat menemukan fosil hewan maupun manusia. diperkirakan kesulitan itu dikarenakan sifat tanah yang asam sehingga menghancurkan fosil hewan maupun manusia yang ada di daerah itu.
Oleh karenanya, kami menyampaikan saran kepada Pemerintah Kabupaten Purbalingga, agar mengonservasi peninggalan megalitikum dan neolitikum yang banyak ditemukan di Purbalingga. Langkah-langkah konservasi itu dapat dilakukan dengan penelitian lebih lanjut, hasil penelitian disosialisasikan kepada masyarakat.
Kemudian melindungi situ-situs yang telah teridentifikasi, dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan itu bisa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, kepentingan akademik, maupun memperkuat jati diri masyarakat akan daerahnya. “Masyarakat bisa lebih mengenal asal usulnya sehingga dapat membangun peradaban lebih baik.is99