Umkm Berdaya, Wisata Berjaya: Kolaborasi Menuju Desa Mandiri

Umkm Berdaya, Wisata Berjaya: Kolaborasi Menuju Desa Mandiri
07-Dec-2025 | sorotnuswantoro Purbalingga

Upaya mewujudkan desa wisata yang mandiri terus digencarkan oleh pengelola D’Las, Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Sebagai salah satu destinasi unggulan, D’Las tidak hanya dikenal dengan wahana-wahana rekreasinya, tetapi juga menjadi ruang tumbuhnya UMKM lokal yang semakin berdaya. Kolaborasi antara BUMDes, pelaku usaha, pengunjung, dan pemerintah desa menjadi kunci penguatan ekonomi masyarakat yang terus berkembang dari waktu ke waktu.

Direktur dan tim operasional BUMDes Serang menegaskan bahwa strategi utama dalam pemberdayaan UMKM adalah penyediaan fasilitas yang layak, penataan ruang usaha yang rapi, dan pengembangan zona dagang. "Kami sudah sediakan tempat, dan penataan untuk pedagang terus kami kembangkan. UMKM kuliner, oleh-oleh, fotografi, hingga pakaian, kami pisahkan agar lebih rapi," ungkap pengelola.

Selain fokus pada UMKM, pengelola juga berkomitmen menjaga kualitas daya tarik wisata. Walau setiap tahun direncanakan adanya inovasi wahana baru, untuk tahun ini fokus diarahkan pada optimalisasi wahana yang sudah ada, mulai dari perbaikan hingga penambahan fasilitas pendukung. Pengembangan penginapan berkonsep syariah, dengan pilihan akomodasi seperti cottage dan glamping (glamour camping) juga menjadi program prioritas dalam 1–3 tahun ke depan, untuk memperkuat posisi D’Las sebagai destinasi unggulan yang berorientasi kenyamanan pengunjung.

Meski terus berinovasi, D’Las tetap mempertahankan karakter lokal. Pengelola memilih penggunaan material kayu pada wahana baru seperti meeting room maupun penginapan, guna mempertahankan nuansa natural yang menjadi ciri khas desa wisata pegunungan.

Pelaku UMKM di kawasan D’Las merasakan dampak positif dari keberadaan wisata ini. Banyak pedagang mengaku pendapatannya meningkat setelah mendapatkan tempat berjualan yang strategis. "Alhamdulillah lumayan," ungkap beberapa pedagang yang diwawancarai.

Sektor kuliner menjadi daya tarik utama, terutama produk-produk hangat seperti kopi, mendoan, bakso, dan sosis bakar cocok dengan suhu sejuk khas pegunungan. UMKM oleh-oleh juga tidak kalah diminati, mulai dari getuk goreng, sayuran segar, stroberi, hingga kaos khas D’Las yang ramai diburu pengunjung.

Dukungan pengelola dalam menyediakan tempat dan biaya sewa yang terjangkau menjadi poin penting bagi keberlanjutan usaha para pedagang. "Pembayaran sewa dimudahkan boleh dibayar bulanan agar tidak memberatkan kami dan yang pasti murah, sangat membantu," kata salah satu pelaku UMKM. Mayoritas pelaku usaha mengaku tidak mengalami kendala berarti dan berharap D’Las semakin berkembang agar menjadi penopang ekonomi masyarakat yang berkelanjutan.

Dari sisi pengunjung, D’Las dinilai memiliki daya tarik lengkap untuk wisata keluarga. Wahana yang beragam dan suasana sejuk pegunungan menjadi alasan utama mereka datang. "Pengalaman sangat asyik," ujar salah satu pengunjung.

Keberadaan UMKM di dalam kawasan wisata juga mendapat respons positif. Produk UMKM, terutama kuliner hangat dan produk segar seperti stroberi serta sayuran, menjadi favorit wisatawan. Sebagian besar pengunjung menilai fasilitas sudah memadai dan layak direkomendasikan sebagai destinasi keluarga karena banyak wahana seru yang bisa dinikmati bersama.

Kolaborasi pengelola, UMKM, dan masyarakat menjadi fondasi kuat bagi keberhasilan D’Las. Keberpihakan pada pelaku UMKM lokal, pengembangan wahana yang terarah, serta upaya menjaga kearifan lokal menunjukkan bahwa desa wisata dapat menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat.

Dengan strategi yang konsisten dan pengembangan yang berkelanjutan, D’Las semakin memperkuat eksistensinya sebagai destinasi wisata unggulan Purbalingga di mana UMKM berdaya, wisata berjaya, dan desa melangkah mantap menuju kemandirian.

Tags