Imbas Dugaan Keracunan Mbg, Dapur Sppg Sijeruk Kendal Ditutup, Sampai Seluruh Investigasi Selesai
Imbas dugaan keracunan, Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sijeruk, Kabupaten Kendal, ditutup sementara setelah muncul insiden dugaan keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa 17 siswa SMP Negeri 1 Kendal, Rabu (26/11) lalu. Operasional dapur dihentikan dengan status suspek hingga proses investigasi dari Badan Gizi Nasional (BGN) selesai, disertai teguran administratif kepada SPPG terkait.
"Operasional SPPG dihentikan sementara sampai seluruh proses investigasi selesai," kata Koordinator Wilayah BGN Kendal, Faris Maulana, Jumat (28/11/2025).
BGN hingga kini belum dapat menyimpulkan penyebab pasti keracunan karena hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan masih dalam proses. Faris memperkirakan analisis laboratorium membutuhkan waktu 10–12 hari. “Kami belum bisa menyimpulkan. Penyebab pastinya masih diinvestigasi,” ujarnya.
Selama masa penutupan, izin operasional dapur SPPG Sijeruk tidak dapat diajukan ulang sebelum ada surat resmi dari BGN pusat. Pengajuan kembali nantinya wajib menyertakan hasil uji laboratorium, kelengkapan dokumen administrasi, serta verifikasi standar operasional prosedur (SOP) dapur dan bahan baku. Selama status penutupan berlaku, SPPG terkait dilarang memberikan pelayanan gizi.
Meski Faris menyebut SOP telah dijalankan, BGN masih mendalami dugaan terkait bahan baku yang rentan, khususnya sayur pakcoy. Ia menegaskan bahwa komoditas hijau yang mudah layu atau cepat terkontaminasi membutuhkan penanganan (treatment) khusus. “Dugaan awal dari pakcoy, tapi ini masih kami dalami,” katanya.
Faris berharap kasus ini menjadi evaluasi menyeluruh sekaligus alarm bagi semua pihak di garda depan program MBG.
Pihaknya menekankan pentingnya penguatan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) seluruh unsur dalam Satgas MBG. Ia menilai koordinasi lintas sektor TNI, Polri, serta pemerintah daerah yang telah berjalan perlu ditingkatkan pada tataran teknis pelaksanaan. “Satgas harus lebih serius dan gesit mengawasi SPPG,” tegasnya.
Sementara itu, dalam rapat koordinasi satgas MBG, Kapolres Kendal AKBP Hendry Susanto Sianipar menegaskan, rapat lintas sektor tersebut merupakan langkah cepat untuk memastikan insiden serupa tidak kembali terjadi. Evaluasi menyeluruh dilakukan, mulai dari alur distribusi makanan, pengawasan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), hingga penanganan para korban. “Keselamatan anak-anak adalah prioritas utama,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan awal Polres Kendal menemukan kandungan nitrit pada sampel makanan Makan Bergizi Gratis (MBG) melebihi ambang batas. Temuan itu diduga kuat menjadi pemicu munculnya gejala keracunan pada siswa. “Namun, kepastian akhir tetap menunggu hasil uji laboratorium resmi,” pungkas Kapolres.
Sebelumnya, 17 siswa SMP Negeri 1 Kendal mengeluhkan pusing dan mual setelah menyantap menu MBG yang disiapkan dapur SPPG Sijeruk. Sejumlah siswa sempat dilarikan ke RSUD dr. Soewondo dan Puskesmas Kendal untuk mendapat penanganan medis.(*)