Lapangan Sepak Bola Desa Mranggen Menjadi Sorotan Publik Tertanam Lapak Pedagang Kaki Lima
Demak, sorotnuswantoro.com - Warga Desa Mranggen kususnya penolakan lapangan sepak bola yang tertanam lapak lapak untuk penjualan, menyebabkan menghalangi pandangan juga mempersempit area lapangan sepak bola, satu satunya lapangan sepak bola itu untuk bermain anak anak dan kebanggaan warga Desa Mranggen sekarang menjadi arena pasar.
" Desa Mranggen jelas sudah ada pasar induk juga jarak pasar dan lapangn yang di buat lapak lapak untuk berjualan jaraknya dekat hanya kurang lebih 150 meter, " info Warga.
Ungkapan Warga yang tidak mau disebut namanya, " bahwa ruko lapak itu sewakan perbulan Rp 600.000 rupiah. Alih-alih akan membawa kegembiraan dari Warga bisa tambah pendapatan Desa, kebijakan itu malah memantik dampak amarah dan penolakan keras dari berbagai pedagang pasar induk mranggen
" Bayangkan, lapangan hijau tempat mimpi anak-anak menari dengan bola, tempat penuh latihan mengukir rasa, kini terancam dicemari hiruk pikuk dan lapak-lapak pedagang. padahal sudah ada pasar Induk. Warga masyarakat dengan nada geram menyatakan, Ini bukan sekadar soal lapangan rusak, tapi juga masa depan anak-anak kami yang sedang berjuang menghadapi harapan lapangan bermain sekarang terganggu, " ungkapnya.
Tambah Warga ." Lapangan ini jantungnya olahraga Desa Mranggen jika jadi pasar tamat sudah riwayat untuk latihan anak-anak. Kami mohon Pak Kades, dengarkan suara rakyat bukan bisikan keuntungan sesaat ungkapan kekecewaan yang mendalam, " kata warga.
Tanggapan Tokoh Masyarakat “Ini bukan hiburan, diduga perampasan hak pembunuhan karakter anak-anak demi kepentingan pribadi dan politik. Kejanggalan demi kejanggalan pun terkuak. Rapat krusial yang membahas nasib lapangan justru digelar secara sembunyi-sembunyi di rumah pribadi Kepala Desa, bukan di ruang publik seperti Kantor atau Balai Desa. Dengan hal itu apakah sudah di Perdeskan yang sesui regulasi, sebab itu fasilitas umum dan yang dibuat lapak lapak menggunakan dana dari mana kurang jelas, ' tuturnya.
Berta ini diterbitkan masih banyak yang perlu dikonfermasi.
( Windi )