Disnakertrans Wonosobo Dorong Smart Farming Dan Digitalisasi Ai, Buka Pelatihan Khusus 40 Hari

Disnakertrans Wonosobo Dorong Smart Farming Dan Digitalisasi Ai, Buka
09-Sep-2025 | sorotnuswantoro Wonosobo

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Wonosobo kembali menunjukkan langkah progresif dalam menyiapkan tenaga kerja yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Melalui program pelatihan terbaru, instansi ini mengintegrasikan smart farming serta pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam bidang pemasaran digital.

Sekretaris Disnakertrans Wonosobo, Firman, menegaskan bahwa arah pelatihan kali ini disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja modern. “Selama ini, pelatihan digital marketing hanya berhenti di pemasaran secara umum. Tahun ini, kami dorong lebih spesifik, yakni pemanfaatan AI, aplikasi smartphone, hingga media sosial sebagai sarana promosi produk,” ujarnya.

Empat Kejuruan Prioritas

Firman menyebutkan, ada empat kejuruan yang dibuka, salah satunya menekankan pada perkembangan smart farming. Sementara bidang lain diarahkan pada pemanfaatan digitalisasi dan AI untuk promosi produk UMKM, serta pelatihan pendukung industri kecil.

Pelatihan dirancang dengan sistem blended learning (gabungan luring dan daring) selama 40 hari, yang terdiri dari 20 hari pelatihan kelas dan 20 hari on the job training di perusahaan maupun industri terkait. “Kami sudah membuka pendaftaran secara terbuka dan melakukan seleksi berbasis potensi akademik, wawancara, hingga psikotes,” tambah Firman.

Pertanian Modern, Menarik Bagi Generasi Muda

Lebih jauh, Firman menyoroti pentingnya mengubah paradigma generasi muda terhadap sektor pertanian. Menurutnya, selama ini pertanian sering dianggap identik dengan pekerjaan kotor dan melelahkan, sehingga kurang diminati.

“Wonosobo sudah mendeklarasikan diri sebagai pusat kemajuan pertanian. Potensi terbesar kita ada di sektor ini. Melalui smart farming, anak muda akan lebih tertarik karena tidak lagi melulu soal bekerja berat di sawah, melainkan memanfaatkan teknologi untuk menghasilkan produk berkualitas,” jelasnya.

Selain itu, perkembangan tren konsumsi masyarakat yang semakin menuntut produk pertanian sehat juga membuka peluang pasar yang besar. Hal inilah yang perlu direspons dengan inovasi dan teknologi.

Fokus pada Pemasaran Digital UMKM

Firman juga menekankan bahwa UMKM Wonosobo, khususnya sektor makanan dan hasil olahan pertanian, sangat membutuhkan penguatan pemasaran. “Selama ini kita berhenti pada pelatihan produksi, tetapi lupa bagaimana produk itu dipasarkan. Dengan teknologi dan media sosial, pemasaran akan lebih efektif dan menjangkau pasar yang lebih luas,” paparnya.

Peserta pelatihan tidak hanya diarahkan untuk menjadi tenaga kerja di industri, melainkan juga dipersiapkan sebagai pelaku usaha mandiri. “Setelah lulus, mereka akan didampingi melalui inkubasi bisnis agar bisa berkembang menjadi startup di bidang pemasaran, pertanian modern, maupun industri kreatif,” tutur Firman.

Ragam Pelatihan Lain

Selain smart farming dan digitalisasi pemasaran, Disnakertrans Wonosobo melalui Balai Latihan Kerja (BLK) juga menyediakan berbagai pelatihan dasar keterampilan (hard skill). Di antaranya pelatihan barista untuk mendukung pariwisata, pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah produk, menjahit, hingga manajemen usaha kecil. Semua pelatihan ini dibuka secara terbuka bagi masyarakat melalui pengumuman resmi.

Tingkat Pengangguran Rendah, Tantangan Tetap Ada

Firman mengungkapkan bahwa tingkat pengangguran terbuka di Wonosobo relatif rendah dibanding rata-rata provinsi maupun nasional. Namun, tantangan tetap ada terutama bagi lulusan baru sekolah menengah yang langsung masuk angkatan kerja.

“Potensi menganggur cukup besar karena ada masa tunggu setelah lulus. Sementara, Wonosobo tidak memiliki industri berskala besar, sehingga penyerap tenaga kerja lebih banyak di sektor industri kecil dan jasa,” jelasnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Disnakertrans juga menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah melalui Bursa Kerja Khusus (BKK). Lewat forum komunikasi lembaga pelatihan kerja dan industri (FKLPID), sekolah, BLK, dan dunia industri dihubungkan agar kebutuhan pelatihan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Arah ke Depan

Ke depan, Disnakertrans akan terus menyesuaikan jenis pelatihan dengan tren yang berkembang. Saat ini, industri pengolahan makanan menjadi salah satu kebutuhan dominan sehingga pelatihan di bidang tersebut diperbanyak.

“Kami melihat kebutuhan pasar kerja, dan dari situ menentukan arah pelatihan. Prinsipnya, semua program diarahkan agar masyarakat Wonosobo lebih berdaya, produktif, dan siap menghadapi persaingan,” pungkas Firman.

Tags