Waliyullah Nyai Rubiyah Bekti

Waliyullah Nyai Rubiyah Bekti
08-Mar-2025 | sorotnuswantoro Purbalingga

Dalam buku yang berjudul Purbalingga dalam Legenda, dikisahkan bahwa ada seorang yang bernama Ki Kelun, ia berasal dari daerah Wanakasimpar yang kemudian hari berubah nama menjadi Penusupan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga. Ada juga yang menyebutkan bahwa wilayah tersebut berubah menjadi Rajawana, kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga. Ia seorang tukang nderes pohon aren yang memiliki anak perempuan. Karena istrinya sudah wafat Ki Kelun selalu membawa atau menggendong anaknya bekerja nderes pohon aren.

Suatu hari datanglah seorang Pangeran yang bernama Raden Munding Wangi dari Kerajaan Pejajaran bertemu dengan Ki Kelun, karena melihat Ki Kelun yang menggendong anaknya saat ia bekerja sehingga sang Pangeran Munding Wangi pun merasa iba sehingga sang pangeran mengangkat anak perempuan dari Ki Kelun itu sabagai anak angkatnya. Lalu sang pangeran memberi nama anak perempuan itu Rubiyah Bekti.

Pangeran Munding Wangi adalah murid dari Syekh Atas Angin dan masuknya Pangeran Munding Wangi memeluk agama Islam adalah karena Syekh Atas Angin, kemudian Pangeran Munding Wangi diberi gelar Syekh Jambu Karang. Lalu saat Rubiyah Bekti ini dewasa kemudian dinikahkan dengan Syekh Atas Angin.

Dari pernikahan Nyai Rubiyah Bekti dengan Syekh Atas Angin itu dianugrahi tiga orang putra dan dua orang putri, diantaranya adalah Makdum Husen, Makdum Madem, Makdum Umar, Rubiyah Raja, dan Rubiyah Sekar. Mereka kemudian berdakwah menyebarkan agama islam.

Anak pertama yakni Makdum Husen ia menyebarkan agama Islam diwilayah Cahyana dan ia dikenal sebagai Syekh Makdum Husen. Makamnya ada di Desa Rajawana Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga. Anak yang kedua Makdum Madem menyebarkan agama Islam sampai ke Cirebon. Ia dikenal sebagai Syekh Makdum Madem. Untuk makamnya berada di cirebon, Jawa Barat. Anak ketiga yakni Makdum Umar ia dikenal sebagai Syekh Makdum Umar yang berdakwah sampai ke pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara dan ia wafat serta dimakamkan disana pula.

Anak Perempuannya yakni Rubiyah Raja dan mendapat gelar Nyai Rubiyah Raja, ia menyebarkan agama islam ke Ragasela, Pekalongan dan meninggal disana. Adapun anak yang terakhir Rubiyah Sekar dan mendapatkan gelar Nyai Rubiyah Sekar, kemudian berdakwah di Banjarnegara, wafat dan dimakamkan di Jambangan, Banjarnegara.

Tags