Makam Mbah Imam Nawawi Betek Jujukan Peziarah Yang Suka Tapabrata Dan Ilmu Kanuragan

Makam Mbah Imam Nawawi alias Raden Mas Maryonani berada di Dusun Klampok Arum, Desa Betek, Kecamatan Mojoagung. Menurut sejarahnya Mbah Nawawi masih keturunan Keraton Cirebon. Dia mengembara dan melakukan syiar agama sampai di perbatasan Jombang.
Awal tinggal di kampung itu sekitar 1800-an, Mbah Imam Nawawi langsung merintis padepokan untuk beribadah. Aktivitasnya membuat penguasa kampung tidak terima. Apalagi sejak kedatangannya, kemaksiatan seperti adu jago, menjadi sepi. Penguasa kampung lantas menantangnya adu kesaktian.
Mbah Imam Nawawi ditantang mengambil buah kelapa tanpa memanjat. Di luar dugaan, pohon kelapa itu menunduk kepada Mbah Imam Nawawi. Sehingga dengan mudah dia bisa memetik buah kelapa tanpa perlu memanjatnya. Penguasa kampung pun akhirnya takluk.
Mbah Imam Nawawi juga menggelorakan semangat juang kepada para pemuda. Mereka diajari kanuragan dan dididik melawan penjajah.
Karena sikapnya itu,Mbah Nawawi sempat ditangkap dan disiksa Kompeni,Tapi siksaan itu tak menyurutkan semangat Mbah Nawawi dalam membela bangsa,Suatu kali dia mendapat berondongan senapan serdadu Kompeni.Tapi Mbah Nawawi tidak juga tersungkur.Bahkan dia menantang Kompeni untuk menghabiskan pelurunya.
Melihat kesaktian Mbah Nawawi, serdadu Kompeni lalu kabur.
Kabar kesaktian Mbah Nawawi pun menyebar. Banyak orang datang berguru kepadanya. Dan uniknya, meski beliau sudah meninggal, makamnya masih dipakai berguru ! Peziarah percaya, mereka bisa mendapat ilmu dari roh Mbah Nawawi.
Menurut Wahab (60) jurukunci makam itu, sudah lama makam Mbah Nawawi menjadi tempat tapabrata dan lelaku bagi orang yang senang dengan ilmu-ilmu kanuragan.
“Kesaktian Mbah Nawawi sudah dikenal banyak orang. Bahkan setelah meninggal pun kesaktiannya masih sering ‘terasa’. Barangkali karena kesaksian itulah arwah Mbah Nawawi dipercaya bisa diturunkan kepada mereka,” kata Wahab.
Jadi tidak sembarang orang bisa masuk Makam mbah Nawawi. “Orangnya harus bersih jiwa dan hati. Sebab ilmu Mbah Nawawi bukan ilmu hitam,” kata Wahab. Setiap malam Jumat Legi makam ini penuh peziarah, sampai tempat parkir kendaraan tidak mencukupi. Yang datang tidak hanya warga lokal, tapi juga dari Banten, Cirebon dan Banyuwangi. Daerah-daerah tersebut memang terkenal dengan kedahsyatan ilmu kanuragannya.
Kebanyakan peziarah datang dari berbagai perguruan beladiri. Yang dilakukan hanya sholawatan dan mujahadah bareng-bareng dekat areal makam Mbah Nawawi. “Biasanya, saat seperti itu Mbah Nawawi ‘muncul’ dengan jubah dan sorban hijau. Kadang pada malam-malam tertentu Mbah Nawawi ‘berjalan’ menggandeng dua putrinya. “Sering ada yang melihat ada kakek berjalan berkeliling makam menggandeng dua gadis. Itulah Mbah Nawawi,” tambah Wahab.