Mistis,makam Keramat Banyuarang Yang Penuh Misteri

Makam yang diyakini salah satu keturunan Sultan Hadiwijaya atau biasa disebut Jaka Tingkir ini, menyimpan sederet kisah mistis.Tepatnya di Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro,Kabupaten Jombang ada sebuah makam yang bertempat di tengah persawahan.
Di area makam, terdapat bangunan utama berbentuk joglo. Di tempat itu terdapat makam Kiai Muchtar dan muridnya Kiai Alam Taro. Kiai Muchtar adalah salah satu keturunan Sultan Hadiwijaya. Hampir setiap waktu, muncul penampakan dua ekor macan putih yang diyakini sebagai penunggu makam keramat.
“Dulu kalau ada burung yang terbang di atas makam, banyak yang mati secara mendadak. Makanya makam ini dianggap keramat,” ucap Kepala Desa Banyuarang Achmad Ansori Wijaya, kemarin. Ia mengatakan jika makam yang ada di desanya dikenal keramat.
Tak hanya itu, banyak sekali cerita yang beredar di masyarakat tentang kesakralan makam Mbah Kiai Muchtar. Di sekitar makam, banyak warga yang mendapat benda bertuah. “Sekarang banyak yang menemukan benda-benda pusaka. Tapi setelah diambil dan dibawa pulang, banyak yang minta dikembalikan,” bebernya.
Pernah suatu ketika, lanjut Wijaya, ada salah satu warganya yang menemukan minyak gaib. Disebut gaib karena minyak itu mampu menyembuhkan orang-orang sakit dengan berbagai keluhan. “Minyak ini luar biasa, orang lumpuh diberi minyak langsung jalan. Tapi malam harinya langsung disuruh mengembalikan, itu nyata dan saya sendiri ikut menyaksikan,” bebernya lagi.
Ada juga warga lain yang menemukan keris. Sebagaimana minyak, keris itu juga minta untuk dikembalikan ke penunggu yang berada di makam. “Di situ juga banyak harta, seperti piring dan mangkok yang terbuat dari emas,” katanya meyakinkan.
Lantaran khawatir diambil orang, pihak desa melarang siapapun orang luar yang datang ke makam untuk mengambil benda-benda bertuah tersebut. “Kami memang melarang agar benda-benda tersebut tidak diambil, sekaligus untuk menjaga kemistisan makam,” ucap dia.
Ditanya terkait sosok apa saja yang sering muncul di area pemakaman itu, Wijaya mengaku ada dua ekor macan putih yang sering menampakkan diri. Penampakan itu dilakukan kepada warga atupun siapa saja yang berkunjung ke makam. Terutama saat malam hari.
“Itu ada penampakan macan putih, makanya kalau orang yang ke makam sering ditunggui macan putih. Jika nggak begitu, macan sedang lewat. Sampai hari inipun masih ada cerita-cerita penampakan seperti itu,” tegasnya.
Konon, dua ekor macan putih ini merupakan perwujudan khodam dari Kiai Muchtar. Cerita khodam itu didapatkannya dari nenek moyang terdahulu. “Khodamnya itu sering keliling desa dengan perwujudan macan putih. Mbah saya juga pernah bertemu dengan macan putih itu saat berada di dapur,” kenang dia.
Ketika ditanya apakah macan putih makhluk gaib atau memang hewan nyata, ia hanya menyebut secara tak kasat mata macan putih tersebut gaib. Hanya saja, secara nyata macan ini meninggalkan jejak kaki yang bisa dilihat siapa saja. “Itulah yang menjadi aneh. Karena hanya orang tertentu yang ditemui,” bebernya.
Hingga sekarang, jika ada pengunjung makam yang hatinya sedang rumit atau galau, dia memastikan akan bertemu dengan macan putih tersebut untuk dihalau dan diusir dari makam. “Ya langsung dihentikan oleh macan putih itu di depan pintu masuk makam,” katanya.
Hingga kini, makam keramat di Desa Banyuarang masih ramai dikunjungi peziarah. Khususnya Kamis malam Jumat, banyak sekali warga sekitar atau warga luar yang berkunjung ke makam untuk berdoa. “Kalau malam Jumat legi sangat ramai pengunjung,” pungkasnya.